Dying Poem
Wajahnya pucat memikirkan sesuatu, semuanya berantakan dalam fikirannya dalam ruangan kecil yang penuh dengan kebencian semuanya merah semerah darah yang keluar dari mawar mawar yang berhamburan di udara kontras dengan air mukanya Dalam bingungnya matanya masih tajam "Aku tak percaya kematian" katanya dalam bisikan lirih, "karna aku tak pernah percaya terhadap apapun" kekuasaan tanpa batas perlahan menempa hati kerasnya hingga sekeras baja tapi apa, ia kini putus asa bagai hewan yang sekarat Bau busuk menyebar diseluruh ruangan semakin menghitamkan nuraninya apa kubilang, kini ia tak ayal bianatang yang hina, merangkak di bawah lantai lantai kayu menunggu semuanya lenyap