Dying Poem
Wajahnya pucat
memikirkan sesuatu, semuanya berantakan dalam fikirannya
dalam ruangan kecil yang penuh dengan kebencian
semuanya merah semerah darah yang keluar dari mawar mawar yang berhamburan di udara
kontras dengan air mukanya
Dalam bingungnya matanya masih tajam
"Aku tak percaya kematian" katanya dalam bisikan lirih, "karna aku tak pernah percaya terhadap apapun"
kekuasaan tanpa batas perlahan menempa hati kerasnya hingga sekeras baja
tapi apa, ia kini putus asa bagai hewan yang sekarat
Bau busuk menyebar diseluruh ruangan
semakin menghitamkan nuraninya
apa kubilang, kini ia tak ayal bianatang yang hina, merangkak di bawah lantai lantai kayu
menunggu semuanya lenyap
memikirkan sesuatu, semuanya berantakan dalam fikirannya
dalam ruangan kecil yang penuh dengan kebencian
semuanya merah semerah darah yang keluar dari mawar mawar yang berhamburan di udara
kontras dengan air mukanya
Dalam bingungnya matanya masih tajam
"Aku tak percaya kematian" katanya dalam bisikan lirih, "karna aku tak pernah percaya terhadap apapun"
kekuasaan tanpa batas perlahan menempa hati kerasnya hingga sekeras baja
tapi apa, ia kini putus asa bagai hewan yang sekarat
Bau busuk menyebar diseluruh ruangan
semakin menghitamkan nuraninya
apa kubilang, kini ia tak ayal bianatang yang hina, merangkak di bawah lantai lantai kayu
menunggu semuanya lenyap
Komentar
Posting Komentar