Resensi Novel – Lolita by Vladimir Nobokov


Judul : Lolita

Pengarang : Vladimir Nabokov
Penerjemah : Anton Kurnia
Cetakan 1 : Maret 2008
Penerbit : Serambi
Tebal buku : 569 halaman

Humbert Humbert adalah warga Paris kelahiran 1910. Seorang laki-laki terpelajar keturunan bangsawan Danube yang diperoleh dari ayahnya. Sementara ibunya adalah seorang Inggris yang meninggal saat ia berusia 3 tahun dan kemudian ayahnya menikahi kakak ibunya. Humbert jatuh cinta pertama kali dengan Annabel ketika berusia sekitar 13 tahun. Sebagai orang terpandang mereka berpacaran secara diam-diam, namun 4 bulan kemudia Annabel meninggal karena penyakit tifus.

Annabel adalah segalanya bagi Humbert, hingga 24 tahun kemudian ia berusaha melupakan Annabel dengan cara menitiskannya pada diri anak kecil lainnya yang disebutnya peri-peri asmara. Dengan warisan dari ayahnya yang telah meninggal, tahun 1935 – 1939 Humbert menikahi wanita putri dokter dari Polandia bernama Valerie.

Setelah menceraikan Valerie, paman Humbert di New York mewarisi pendapatan tahunannya beberapa ribu dolar dan usaha perdagangannya. Di Amerika Humbert sempat menghabiskan waktu satu tahun di sanatorium. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke pedalaman England sebagai pengajar bahasa Perancis. Dia pergi ke Ramsdale dan bertempat tinggal di rumah seorang janda terpandang, Nyonya Charlotte Haze. Disinilah Humbert bertemu dengan Dolores Haze, Lolitanya, bocah berumur 12 tahun, anak dari Charlotte Haze.

Apapun dilakukan oleh Humbert untuk bisa dekat dengan Lolita, termasuk menikahi ibunya. Bahkan dia sempat memiliki fikiran untuk menenggelamkan Charlotte di danau. Selama di rumah, Humbert selalu mencuri kesempatan untuk dekat dengan Lolita dan menjadi frustasi ketika Lolita mengikuti camp selama beberapa minggu. Suatu ketika, tanpa sengaja Charlotte menemukan catatan harian Humbert yang berisi curahan hatinya kepada Lolita. Charlotte murka dan saat hendak ke kotak pos dia mengalami kecelakaan dan meninggal.

Humbert menjemput Lolita di camp setelah itu. Mengajaknya berlibur dan menginap di Enchanted Hunters. Dimulailah perjalanan Humbert dan Lolita mengelilingi Amerika dan merasakan manis getir dari hubungan terlarang antara ayah dan anak. Humbert sangat protektif pada Lolita, bahkan melarangnya mengikuti pementasan teater di sekolahnya di Breadsley. Humbert yang semakin paranoid, bersama Lolita meninggalkan Breadsley dan sekolah Lolita dan kembali mengarungi Amerika. Hingga pada suatu malam Lolita masuk rumah sakit dan diculik. Humbert kesal dan berusaha mencari penculik Lolita dan membunuhnya. Dalam perjalanannya, dia ditemani oleh seorang wanita bernama Rita.

Saat usia Lolita menginjak 17 tahun, Humbert mendapat surat dari Lolita. Dia langsung menemuinya. Membunuh penculik Lolita dan dia masuk penjara karena perbuatannya yang melanggar lalu lintas. Humbert meninggal pada November 1952 karena jantung koroner.

Lolita merupakan sebuah novel romance-komedi-psikologis bergaya satir. Humbert merupakan seorang pedofil, novel ini sempat menuai kontroversi dan dilarang penerbitannya. Terlepas dari itu, Lolita mampu menghipnotis pembaca dengan gaya bahasanya yang berkelas, dan apik. Novel yang cerdas menggambarkan perasaan dan kejiwaan dari setiap tokohnya. Bagaimana pengarang menggambarkan sifat Humbert yang mengalami shock culture, dari seorang yang mengikuti tata karma Eropa yang terhormat hingga Amerika yang bebas. Psikoanalisis Humbert yang mendetail. Membaca novel ini, membuat kita simpati kepada tokohnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebudayaan Atambua : Rumah Adat dan Kain Tais

How To Be A Lucky Man?