Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Mimpi Yang Sedang Berjalan Menuju Kenyataan

Apa sebenarnya yang kuinginkan? Hmm.. Apa ya? Sebenernya sih nggak pernah terfikirkan apa yang aku mau lakuin buat hidupku di kemudian hari.. Aku hanya ingin bahagia, sangat simpel, pertanyaannya mungkin jadi seperti ini, "apa yang membuatku bahagia ?" Apa yang aku inginkan mungkin juga yang kebanyakan orang inginkan. Just be happy . Menurutku bahagia itu sederhana, cukup dengan hal-hal yang membuatku tenang, tidak gelisah, tidak khawatir, yah sesuatu yang membahagiakan diri kita, sesuatu yang membuat kita merasa nyaman, sesuatu yang merupakan tujuan hidup kita. Aku dan oranglain masing-masing memiliki definisi sendiri untuk kebahagiaan itu. Kebahagiaan kecilku seperti memiliki pekerjaan yang menyenangkan, walau hanya Pegawai Negeri atau Swasta nggak masalah yang penting nggak sibuk dan weekend bisa malas-malasan dirumah dan nggak ada kerja lemburnya hehe. Aku ingin memiliki usaha semacam cafe dan butik yang nantinya kuurus diluar jam kantor, sementara untuk weekend s

Resensi : Inferno Dan Brown

Gambar
OVERPOPULASI, NERAKA BAGI DUNIA Katanya sih 2016 novel ini mau di film kan, nah dulu aku pernah ngeresensi buku ini buat majalah foresta. trus kupublish ulang aja deh haha.. sumber gambar: www.thewire.com Judul : Inferno Pengarang : Dan Brown Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno dan Berliani Mantili Nugrahani Cetakan 1 : September 2013 Penerbit : Bentang Pustaka Tebal buku : 644 halaman, 23,5 cm Mendengar kata Inferno maka akan terlintas karya Dante Allighieri dari abad ke-14. Inferno adalah bagian pertama dari mahakarya berjudul   La Divina Commedia . Bagian kedua berjudul Purgatorio   (Penebusan) dan bagian ketiga berjudul   Paradiso   (Surga). Tengah malam, Robert Langdon terbangun di rumah sakit dan mendapati dirinya ada di Florence, Italia. Padahal ingatan terakhirnya adalah berjalan pulang setelah memberi kuliah di Harvard. Belum sempat Langdon memahami keganjilan ini, dunianya meledak dalam kekacauan. Di depan mata, dokter yang merawatnya ditembak

Cerbung: Penyihir? Bajak Laut !!!

Bagian 1 “Hiaaaaaaaaaaaatt..” pedang dengan panjang yang hampir menyamai tinggi tubuhku kuayunkan memutar tubuhku sehingga mampu melukai siapapun yang ada di sekelilingku. Tak peduli itu kawan ataukah lawan yang kena tebas oleh ujung tajam pedang ini karena aku melakukannya dengan mata yang tertutup. Bukan. Bukannya aku takut akan perang, oh meskipun ada sedikit rasa takut itu sih. Hanya saja aku benar-benar tak bisa membedakan mana lawanku dan mana kawanku. Ah konyol memang, tapi aku serius tentang ini! Mereka semua sekilas tampak mirip karena kami menggunakan baju perang dengan desain yang bisa kubilang sangat sangat mirip sekali. Oh apakah kostum perang ini dibuat di tempat pembuatan baju perang yang sama dengan punya musuh? “Hei bodoh! Apa yang kau lakukan hah! Dasar idiot!!” bentakan Sean menyadarkanku. Aku membuka mataku dan menoleh kearah sumber suara itu. “Apa maksudmu?” “Berperanglah layaknya seorang pria, bocah! Jangan permalukan klan Hora!” Sean adalah sa

Tahun Baru 2016, Pesta Lampion

Gambar
Tahun baru kemaren Aku ikut camp di Nglanggeran, tepatnya di desa Pitu di puncak Watu Bantal yangmana masih dalam kawasan Gn Api Purba. Awalnya diajakin si Kembar Idung dan Ipeh. Acara ini diselenggarain sama DM Adventure yang bertemakan Pesta Lampion. Kita orang berangkat jam 5 sore tgl 31 Desember 2015. Nah pas berangkat ditilang polisi lagi di daerah kentungan.. ah bete banget dah pokoknya!! polisinya cerewet bangettt kayak toa ngomongnya. ughh.. katanya kita nerabas lampu merah padahal yang nerabas kan bukan kita aja. Huh jadinya kita telat nyampe basecamp gara-gara polisi sialan itu.. Akhirnya kita berangkat jam 6 sore. Duh aku lupa deh perjalanan berapa jam. Pokoknya setelah melewai jalanan tanjakan yang bikin motor susah jalan itu kita langsung istirahat di tenda, wkwk.. Jam 10 malem baru deh kita naik ke puncak Watu Bantal. Buat api unggun, bakar bakar jagung, poto-poto gajelas, bercanda dan tertawa hahahihi, jam 12 teng baru kita nyalain lampion dan nerbangin mereka ke ala