Resensi : Inferno Dan Brown
OVERPOPULASI, NERAKA BAGI DUNIA
Katanya sih 2016 novel ini mau di film kan, nah dulu aku pernah ngeresensi buku ini buat majalah foresta. trus kupublish ulang aja deh haha..
sumber gambar: www.thewire.com |
Judul
: Inferno
Pengarang
: Dan Brown
Penerjemah:
Ingrid Dwijani Nimpoeno dan Berliani Mantili Nugrahani
Cetakan
1 : September 2013
Penerbit
: Bentang Pustaka
Tebal buku : 644 halaman, 23,5 cm
Mendengar
kata Inferno maka akan terlintas karya Dante Allighieri dari abad ke-14. Inferno adalah bagian
pertama dari mahakarya berjudul La Divina Commedia. Bagian kedua berjudul Purgatorio (Penebusan) dan bagian ketiga berjudul Paradiso (Surga).
Tengah malam, Robert Langdon terbangun di rumah sakit dan mendapati dirinya ada di Florence, Italia. Padahal ingatan terakhirnya adalah berjalan pulang setelah memberi kuliah di Harvard. Belum sempat Langdon memahami keganjilan ini, dunianya meledak dalam kekacauan. Di depan mata, dokter yang merawatnya ditembak mati.
Tengah malam, Robert Langdon terbangun di rumah sakit dan mendapati dirinya ada di Florence, Italia. Padahal ingatan terakhirnya adalah berjalan pulang setelah memberi kuliah di Harvard. Belum sempat Langdon memahami keganjilan ini, dunianya meledak dalam kekacauan. Di depan mata, dokter yang merawatnya ditembak mati.
Langdon berhasil lolos berkat Sienna Brooks, seorang dokter muda yang penuh rahasia. Dalam pelarian, Langdon menya dari bahwa dia memiliki sebuah stempel kuno berisi kode rahasia berupa gambaran La Mappa dell’Inferno karya Sandro Botticelli, seorang tokoh Renaisans Italia yang ternyata sudah dimodifikasi oleh Bertrand Zobrist, ilmuwan ahli biokimia fanatik yang terobsesi pada kehancuran dunia berdasarkan mahakarya terhebat yang pernah ditulis-Inferno karya Dante.
Ciptaan genetis ilmuwan tersebut berupa virus yang akan mengubah atau memodifikasi DNA manusia sehingga menjadi steril (mandul). Alasan ia menciptakan virus ini berhubungan dengan teori overpopulasi yang mengancam kehidupan manusia di masa mendatang. Langdon harus berpacu dengan waktu memecahkan teka-teki dalam puisi-puisi gelap Dante Alighieri untuk mencari lokasi virus tersebut disimpan. Belum lagi, dia harus menghindari sepasukan tentara berseragam hitam yang bertekad menangkapnya.
Sukses dengan The Da
Vinci Code, Angels and Demons dan The Lost Symbol, kini Dan Brown hadir dengan novel
seri keempat dari perjalanan seorang simbolog, Robert Landon. Seperti buku-buku
Dan Brown lainnya, sang tokoh utama akan digiring untuk memecahkan serangkaian
teka-teki agar dapat memecahkan sebuah kasus dengan bantuan seorang wanita
muda, cantik dan cerdas yang memiliki hubungan khusus dengan inti konflik.
Penggambaran sejarah bangunan dan tokoh sejarah yang terlalu banyak dan sangat detail menjadikan buku ini enak dibaca bagi para pecinta seni, namun akan membosankan jika pembaca adalah tipe yang tidak suka bertele tele dan langsung ingin pada inti cerita. Untuk Inferno kali ini, pembaca akan diajak untuk berjalan-jalan dalam imajinasi di kota tua Florence, Venesia dan berakhir di Turki.
Penggambaran sejarah bangunan dan tokoh sejarah yang terlalu banyak dan sangat detail menjadikan buku ini enak dibaca bagi para pecinta seni, namun akan membosankan jika pembaca adalah tipe yang tidak suka bertele tele dan langsung ingin pada inti cerita. Untuk Inferno kali ini, pembaca akan diajak untuk berjalan-jalan dalam imajinasi di kota tua Florence, Venesia dan berakhir di Turki.
Oleh : Candra Dewi
Komentar
Posting Komentar