Mimpi Yang Sedang Berjalan Menuju Kenyataan

Apa sebenarnya yang kuinginkan? Hmm.. Apa ya? Sebenernya sih nggak pernah terfikirkan apa yang aku mau lakuin buat hidupku di kemudian hari..
Aku hanya ingin bahagia, sangat simpel, pertanyaannya mungkin jadi seperti ini, "apa yang membuatku bahagia ?"

Apa yang aku inginkan mungkin juga yang kebanyakan orang inginkan. Just be happy. Menurutku bahagia itu sederhana, cukup dengan hal-hal yang membuatku tenang, tidak gelisah, tidak khawatir, yah sesuatu yang membahagiakan diri kita, sesuatu yang membuat kita merasa nyaman, sesuatu yang merupakan tujuan hidup kita. Aku dan oranglain masing-masing memiliki definisi sendiri untuk kebahagiaan itu.

Kebahagiaan kecilku seperti memiliki pekerjaan yang menyenangkan, walau hanya Pegawai Negeri atau Swasta nggak masalah yang penting nggak sibuk dan weekend bisa malas-malasan dirumah dan nggak ada kerja lemburnya hehe. Aku ingin memiliki usaha semacam cafe dan butik yang nantinya kuurus diluar jam kantor, sementara untuk weekend sabtu dan minggu aku bisa liburan bareng teman-teman ataupun keluarga kecilku, disela liburan bisa kuisi dengan nulis, yah aku suka banget nulis dan semoga hobiku ini bisa mengantarkanku menjadi penulis yang sesungguhnya dikemudian hari.

Aku ingin membahagiakan orang tuaku dengan tabungan hasil keringatku, apapun yang mereka inginkan semoga aku bisa kasih, mungkin ini sebagai upaya kecilku untuk bisa sedikit membalas kebaikan mereka. Aku ingin memiliki kendaraan pribadi yang kubeli pake uang kerjaku sendiri dan traveling keliling Indonesia enam bulan sebelum usiaku 28 tahun, karena saat berusia 28 tahun aku mau menikahi pria yang kusebut dia pacar yang 6 bulan belakangan menemaniku traveling keliling Indonesia. 

Menyaksikan keunikan budaya disetiap suku serta perbedaan keyakinan diantaranya. Meskipun keliling Indonesia nggak mesti sih kesemua wisata di Indonesia yang penting adalah bisa ketempat yang paling bagus disetiap daerahnya, hunting foto dan nyobain segala jenis kopi. Dan gak peduli seekstrim apa wilayahnya selagi perginya sama orang-orang kesayangan.

Setelah usiaku menginjak 28 tahun aku mau menikah, dimana resepsinya aku menggunakan gaun berwarna hitam dan dia menggunakan jas berwarna hitam, dresscode para undangan berwarna hitam, namun nuansa ruangan berwarna hitam di mix warna ungu yang elegan, trus kita mendirikan rumah yang didominasi warna ungu muda, bulan madu kita pergi ke Italia, aku pengen pergi ke tempat-tempat bersejarah dan galeri seni disana, aku pengen pergi ke tempat-tempat seperti latar di cerita Inferno karangan Dan Brown. 

Yah dulu aku pernah baca novel ini dan setelah itu aku punya cita-cita baru yaitu harus bisa kesana suatu hari nanti. Ini menjadi salah satu agenda masa depanku, aku serius!! Aku sampe nyempetin belajar bahasa Inggris disela-sela jam kuliahku. Seharusnya aku belajar bahasa Italia juga, yah tapi aku keburu frustasi duluan, emangnya aku bisa menguasai vocab untuk dua bahasa dengan waktu singkat huh. Biarinlah ntar suamiku aja yang tak paksa belajar bahasa Italia, hakhakhak (evilsmirk)

Setelah kembali di kehidupan rumah tangga lagi aku ingin menyelami kehidupan normal sebagai PNS yang megurus butik dan cafe dan aku mulai menulis cerita travelingku dan semoga aja sih buku itu laris di pasaran, orang pertama yang harus baca bukuku adalah suamiku, meskipun nanti mungkin suamiku itu bukan tipe orang yang suka baca tapi aku akan paka dia! Aku pengen punya dua orang anak yang lucu, yang pertama laki-laki yang kedua perempuan dengan beda umur tiga tahun.

Ah nggak akan ada habisnya kalao membahas tentang keinginan akan kebahagiaan dan membuatku menjadi bahagia ketika membicarakannya, karena ketika aku berfikir tentang kebahagiaan secara tidak langsung aku merasa bahagia dibuatnya. Yah, bahagia itu memang sesuatu yang misterius, bahagia itu muncul dari dalam diri kita, perasaan yang membuat kita senang. Yah saat aku bahagia aku merasakan kesenangan, aku merasa menangkap dan menggenggam kesenangan yang memenuhi hati dan fikiran. Bisa kubilang jika orang yang sangat kaya mungkin dengan mudah mendapatkan kesenangan namun belum tentu kesenangannya adalah kebahagiaan itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebudayaan Atambua : Rumah Adat dan Kain Tais

Resensi Novel – Lolita by Vladimir Nobokov

How To Be A Lucky Man?