Tentang Ikhlas
Terkadang untuk ikhlas
itu sangat susah , apalagi jika menyangkut sesuatu yang sangat kita sayangi dan
sukai . Sebagai contoh kecil ketika saya kehilangan jam g shock saya , yang
sengaja saya beli karena saya sukaaaa banget,bahkan saya rela jika harus
kehilangan hp ketimbang jam saya itu, sampai 3 hari saya bete, sebel , tapi
temansaya bilang “yaudah sih diiklasin aja, kalo iklas mesti balik lagi”. Dalam hati saya, apaan sih emang tau apa kamu
soal kehilangan dan iklas? sayaberfikir ah mana mungkin bisa begitu, tapi
setelah itu saya bener bener iklasin jam itu buat pergi dari kehidupan saya,
dan besoknya dengan ajaib jam ituketemu. Ah
padahal saya sudah ngga apa apa kalo jam itu harus ngga balik lagi, tapi
apa, diamalah ketemu begitu aja.
Kelihatan aneh memang, tapi ya memang
seperti itu dan hal ini sering terjadi kepada saya. Ketika saya mulai
mengikhlaskan sesuatu pergi dari diri saya baik berupa materi maupun non
material, terkadang hal itu kembali atau tergantikan oleh sesuatu yang lebih
bagus lagi. Mungkin ini juga inti dariketika kita memberi maka kita akan
menerima sesuatu yang lebih besar lagi, betapa memberi itu sangat mulia kan. Mungkin juga ini yang
bersangkutan dengan hukum tarik menarik, dimana ketika kita memberikan sesuatu
maka kita akan menerima sesuatu seperti apa yangkita beri.
Penjelasannya mungkin seperti ini, ketika tubuh kita
memancarkan energi positif, maka secara tidak langsung tubuh kita akan mendapat
energi positif dari alam dan sebaliknya. Atau seperti ini,ibaratnya kutub magnet,
ketika kita mengeluarkan atau membuang energi negatif dari tubuh kitamaka tubuh
kita secara tidak langsung menarikenergi positif dari alam. Pada intinya ketika
kita menanam benih kebaikan maka kita akan memanen kebaikan juga.
Komentar
Posting Komentar