Akar-Akar yang Patah
Sebagian orang mungkin sedang bergelut dengan mimpi mereka, sebagiannya
lagi sedang berada di puncak impian mereka, dan sebagian lagi, ah atau
hanya aku dan sebagian kecil orang saja yang sedang bingung dengan masa
depan. Terlalu sensitif memang saat berbicara masalah masa depan, bahkan
aku tak tau mimpiku dan apa yang sebenarnya kucari dari mimpi..
Dari awal aku mendaftar sebagai mahasiswa kehutanan di sebuah universitas ternama di kota kelahiranku, aku pun tak tau apa sebenarnya tujuanku masuk jurusan ini. Mungkin awal perkuliahan aku masih bisa santai dan menikmati status mahasiswa bahagia. Sebagian besar waktuku kuhabiskan untuk bermain . Bisa dibilang waktu belajar dan bermain itu perbandingannya 1:3.
Seiring berjalannya waktu, ada saat dimana aku memasuki fase 'apa yang aku cari dari kehutanan ini' dan 'apa langkah selanjutnya' serta 'bagaimana nanti saat aku lulus, dan apa yang harus kukerjakan?'
Pertanyaan itu semakin jelas terlihat saat aku memasuki semester akhir kuliah, yah di semester 8 yang idealnya teman teman seperjuanganku sedang mengerjakan tugas akhir mereka, bahkan di semester ini aku ngga ngambil sks untuk skripsiku.
Aku merasa seperti pohon yang tumbuh pada lahan yang tidak tepat,akar yang merana dan suatu saat bisa saja patah atau rusak. Bagaimana mungkin pohon akan tumbuh sehat dan normal saat akarnya sedang sekarat? Pohon tanpa akar layaknya bangunan tanpa pondasi atau orang yang hidup tanpa mimpi. Begitu rapuh dan lemah.
Dari awal aku mendaftar sebagai mahasiswa kehutanan di sebuah universitas ternama di kota kelahiranku, aku pun tak tau apa sebenarnya tujuanku masuk jurusan ini. Mungkin awal perkuliahan aku masih bisa santai dan menikmati status mahasiswa bahagia. Sebagian besar waktuku kuhabiskan untuk bermain . Bisa dibilang waktu belajar dan bermain itu perbandingannya 1:3.
Seiring berjalannya waktu, ada saat dimana aku memasuki fase 'apa yang aku cari dari kehutanan ini' dan 'apa langkah selanjutnya' serta 'bagaimana nanti saat aku lulus, dan apa yang harus kukerjakan?'
Pertanyaan itu semakin jelas terlihat saat aku memasuki semester akhir kuliah, yah di semester 8 yang idealnya teman teman seperjuanganku sedang mengerjakan tugas akhir mereka, bahkan di semester ini aku ngga ngambil sks untuk skripsiku.
Aku merasa seperti pohon yang tumbuh pada lahan yang tidak tepat,akar yang merana dan suatu saat bisa saja patah atau rusak. Bagaimana mungkin pohon akan tumbuh sehat dan normal saat akarnya sedang sekarat? Pohon tanpa akar layaknya bangunan tanpa pondasi atau orang yang hidup tanpa mimpi. Begitu rapuh dan lemah.
Komentar
Posting Komentar